Usaha Properti Gusur Lahan Pertanian di Jakbar
Pesatnya pembangunan di Jakarta Barat yang ditandai dengan menjamurnya kompleks properti mengakibatkan semakin tergusurnya lahan pertanian. Padahal, selain bisa dimanfaatkan dalam menyuplai kebutuhan sayur di ibu kota, lahan pertanian tersebut juga bisa dijadikan obyek wisata alam.
Kami hanya petani penggarap, lahan sebagian ada milik pengembang dan sebagian milik warga
Chairul, petani binaan dari Balai Penyuluhan dan Pertanian Jakarta Barat mengatakan, dulu 2 kecamatan di Jakarta Barat yaitu, Kalideres dan Cengkareng memiliki 117 hektare lahan untuk pertanian dan sayuran. Namun, semakin majunya usaha properti, lahan yang tersisa hanya sekitar 50 hektare. Itu pun juga sudah dibeli oleh pengembang properti.
"
Kami hanya petani penggarap, lahan sebagian ada milik pengembang dan sebagian milik warga ," kata Chairul, Senin (28/4).2.800 Pohon Akan Hijaukan Jakarta BaratTerkait hal itu, Kepala Balai Penyuluhan dan Pertanian Jakarta Barat, Untung Suropati mengatakan, saat ini pihaknya kesulitan menyediakan lahan pertanian dan sayuran untuk para petani penggarap. Menurutnya, jika pengembang akan membangun di lahan garapan petani, bisa menciptakan pengangguran baru. Padahal, petani padi dan sayur yang dibina jumlahnya sudah banyak di antaranya yaitu, Kelompok Tani Rawa Indah, Hisbul Waton, Karya, Rawa lele, Sumber Rejeki dan Setia Hati.
"Kita khawatir lahan petani penggarap akan dibangun oleh pengembang, sehingga akan menciptakan pengangguran baru dan hilangnya lahan pertanian dan sayuran. Padahal, permintaan sedang meningkat," tandasnya.